-->
KISAH INSPIRASI 12 EKOR KUCING

KISAH INSPIRASI 12 EKOR KUCING

DUA BELAS EKOR KUCING Kisah ini mengajak kita untuk mengenali diri sendiri sebelum menghitung kelebihan atau kekurangan orang lain. Ada baiknya secara berkala kita luangkan sedikit waktu untuk merenungi siapa diri kita
Ada sekumpulan KUCING yang berjumlah duabelas ekor. Mereka akan menyeberang suangai. Kerena khawatir ada yang tertinggal, sebelum menyeberang, KUCING senior menghitung jumlah mereka. Dengan suara lantang sang KUCING mulai menghitung satu persatu, “Satu, dua, tiga, …” Berulang ulang ia menghitung tetapi selalu kurang satu.

“Aneh?! Tadi jumlah kita ka nada 12, kenapa sekarang tinggal 11?” katanya sambil mengernyitkan dahi. “Coba kalian Bantu aku menghitung jumlah kita semua yang ada di sini,” perintahnya. Maka semua KUCING membantu dan menghitung satu persatu. Tetapi semua KUCING mendapati bahwa jumlah mereka tetap 11, padahal seluruh anggota mereka lengkap tidak ada setupun yang ketinggalan? Mereka mulai bingung dan kehilangan haluan.

Kebetulan ada seorang anak kecil yang sedari tadi memperhatikan tingkah para KUCING tersebut. Ia tertawa. Tawa anak kecil itu mengundang perhatian sang KUCING senior. “Kenapa kamu tertawa? Seharusnya kamu membantu kami, bukannya menertawakan!” kata KUCING senior dengan nada sedikit tinggi.

Anak kecil itu tersenyum dan berkata, “Jumlah kalian memang 12, bukan 11. kalian hanya menghitung yang lain, tapi tidak menghihtung diri sendiri. Sepertinya kalian sudah melupakan diri sendiri.”

PESAN
Kisah tersebut mengajak kita untuk mengenali diri sendiri sebelum menghitung kelebihan atau kekurangan orang lain. Ada baiknya secara berkala kita luangkan sedikit waktu untuk merenungi siapa diri kita yang sesungguhnya. Pada saat itulah kita dapat melihat siapa diri kita apa adanya, dengan segala kelebihan dan kekurangan.

Dengan cara demikian, kita akan menemukan potensi yang dapat kita kembangkan, maupun kekurangan yang harus diperbaiki. Tindakan tersebut jauh lebih bermanfaat daripada sekedar melihat dari sisi negative atau menghitung kesalahan orang lain. Jay Sidhu mengungkapkan hal senada. “If you are aware of your weaknesses and are constantly learning, your potential is virtually limitless. You can build something that will be legacy. – Jika anda sadar akan kekurangan anda dan berusaha dengan belajar terus menerus, potensi anda akan berkembang tanpa batas. Dari sanalah anda dapat membangun kejayaan,” katanya.
“Kantong kosong tak akan dapat membuat seseorang datang. Hanya dengan pikiran dan hati terbuka yang dapat melakukannya (membuat seseorang datang).”
(Norman Vincent Peale)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel